Pil Ilmu Pengetahuan
Masyarakat yang agak maju telah menemukan cara mengemas pengetahuan dasar dalam bentuk pil.
Seorang siswa, membutuhkan pembelajaran, pergi ke apotek dan menanyakan jenis pil pengetahuan apa yang tersedia.
Apoteker berkata: "Ini pil untuk Sastra Indonesia."
Siswa tersebut meminum pil tersebut dan menelannya serta memiliki pengetahuan baru tentang Sastra Indonesia.
"Apa lagi yang Anda punya?" tanya siswa itu.
"Saya punya pil untuk sejarah seni, biologi, dan sejarah dunia," jawab apoteker itu.
Siswa meminta ini, dan menelannya serta memiliki pengetahuan baru tentang mata pelajaran tersebut.
Kemudian siswa tersebut bertanya: "Apakah Anda punya pil untuk matematika?"
Apoteker berkata, "Tunggu sebentar," kembali ke gudang, membawa kembali sebongkah pil yang ukurannya besar, dan meletakkannya di atas meja.
"Saya harus minum pil sebesar itu untuk matematika?" tanya siswa tersebut kaget.
Apoteker itu menjawab, "Anda tahu, dari dulu matematika selalu sulit untuk ditelan dan dicerna."
Seorang siswa, membutuhkan pembelajaran, pergi ke apotek dan menanyakan jenis pil pengetahuan apa yang tersedia.
Apoteker berkata: "Ini pil untuk Sastra Indonesia."
Siswa tersebut meminum pil tersebut dan menelannya serta memiliki pengetahuan baru tentang Sastra Indonesia.
"Apa lagi yang Anda punya?" tanya siswa itu.
"Saya punya pil untuk sejarah seni, biologi, dan sejarah dunia," jawab apoteker itu.
Siswa meminta ini, dan menelannya serta memiliki pengetahuan baru tentang mata pelajaran tersebut.
Kemudian siswa tersebut bertanya: "Apakah Anda punya pil untuk matematika?"
Apoteker berkata, "Tunggu sebentar," kembali ke gudang, membawa kembali sebongkah pil yang ukurannya besar, dan meletakkannya di atas meja.
"Saya harus minum pil sebesar itu untuk matematika?" tanya siswa tersebut kaget.
Apoteker itu menjawab, "Anda tahu, dari dulu matematika selalu sulit untuk ditelan dan dicerna."