Dihukum di Luar Negeri

Surahmat bepergian dengan istri dan ibu mertuanya di sebuah negara di Afrika. Di tempat itu ibu mertuanya membuat pernyataan ceroboh, yang oleh penduduk asli dianggap sebagai penghinaan terhadap keluarga kerajaan.

Surahmat diseret ke pengadilan dengan istri dan ibu mertuanya dan diberi hukuman fisik. Masing-masing dari mereka akan menerima 50 cambukan di bagian belakang. Namun karena keluarga kerajaan tidak ingin tampil memusuhi orang asing, mereka memberikan para tamu di negara mereka permintaan asalkan permintaan itu mampu terpenuhi.

Istri Surahmat masuk pertama kali,

"Apa yang Anda inginkan untuk diri sendiri?"

"Saya ingin bantal terikat pada punggung sebelum dicambuk."

"Oke, itu akan diberikan kepada Anda."

Istri Surahmat memiliki bantal terikat di punggung dan menerima hukumannya. Tetapi karena bantal terlalu kecil dan algojo juga memukul beberapa kali dengan keras, ia menerima punggung yang luka lebam.

Berikutnya adalah gilirannya ibu mertuanya itu.

"Apa yang Anda inginkan untuk diri sendiri?"

"Saya ingin 2 bantal terikat di punggung saya sebelum dicambuk."

"Oke, itu akan diberikan kepada Anda."

Ibu mertuanya menerima lima puluh bulu cambukan, tapi hampir tidak terasa sakit karena terhalang bantal yang tebal.

Kemudian datang Surahmat sendiri.

"Apa yang Anda inginkan untuk diri sendiri?"

"Saya memiliki dua keinginan. Apakah Anda ingin memenuhi mereka untuk saya?"

"Karena Anda adalah tamu di negara kita, kita ingin memenuhi keinginan Anda, asalkan mereka masuk akal."

"Saya ingin 100 cambukan bukan 50."

Algojo terkejut, tapi segera menjawab, "Ya, itu adalah keinginan yang baik, maka harus diberikan kepada Anda. Dan apa keinginan kedua Anda?"

"Saya ingin ibu mertua terikat di punggung saya."

Sent by: e-ketawa posted on 22 December 2013