Cara Menjawab Ketika Ditelepon oleh Penipu

Telepon Yang Tak Dikenal

Kemarin aku menerima sebuah telepon yang tak dikenal, begitu gagang telepon kuangkat, orang di seberang sana langsung memanggil namaku: "Pak Manajer Yohan."

"Anda siapa?"

"Seorang teman lamamu!"

"Siapa?"

"Teman lamamu ketika masih di Semarang, masa kamu tak mengenal suaraku?"

"Kamu adalah?"

"Aduh, Pak Yohan rupanya sudah menjadi 'orang gede', maka gampang lupa-lupa ingat!"

Aku betul-betul merasa pusing kepala dibuatnya, suara orang itu sedikitpun tak meninggalkan kesan dalam otakku. Sesudah basa basi setengah hari, ia tetap tak mau menyebut nama dirinya, akhirnya aku tak sabaran lagi, maka telepon itu segera kuletakkan.

Kemudian, pikir punya pikir, aku merasa ada sesuatu yang tak beres, mungkin orang itu adalah seorang penipu. Bila aku tadi mengakui suaranya sebagai salah seorang temanku, kuperkirakan ada kemungkinan versi cerita yang dibuatnya akan lain daripada yang lain.

Maka aku coba menelepon balik dengan memencet nomor teleponnya tadi.

Aku berkata: "Hallo, kamu Pak Joni ya?"

"Betul. Tadi kukatakan kamu sekarang adalah 'orang gede' yang pelupa, masa suaraku kamu sudah tak mengenalnya lagi?"

"Maafkan aku Pak Joni, aku tadi mengira siapa sedang guyonan dengan diriku!"

"Pak Manajer, aku sore ini akan lewat kota Bandung, aku ingin mengajakmu makan di resto, akulah yang mentraktirnya nanti..."

Aku menanya: "Pak Joni, kanker yang diidap Ibumu bagaimana perkembangannya sekarang?"

Orang di seberang nampak tercekam rasa ngeri sejenak, kemudian ia berkata: "O... keadaannya masih tetap begitulah."

"Ah, kena penyakit semacam ini siapa pun juga tak berdaya. O, ya, kasus kecelakaan mobil yang telah menewaskan Bapakmu itu apa sudah beres?"

"O...pada umumnya sudah."

"Kalau begitu baiklah. Bapakmu kini sudah tak ada lagi, diberi ganti rugi atau tidak, jangan ditaruh di dalam hati!"

"Ya."

Aku menanya terus: "Buaya darat yang menggagahi istrimu itu apa sudah ditangkap oleh polisi?"

"Sudah! Sudah!"

"Anakmu yang lahir tak berlubang pantat itu sekarang apa sudah dioperasi?" tanyaku lebih lanjut.

Lawan bicara di seberang menahan diri kurang lebih 10 detik, bungkam seribu bahasa, lalu teleponnya diputus sendiri.

Sent by: Peter Tan posted on 26 September 2013