Mabuk di Tepi Jalan
Suatu hari, karena minum arak terlampau banyak, aku akhirnya muntah-muntah tak keruan saat berjalan sampai di tepi jalan.
Sebuah sepeda motor patroli polisi lalu lintas dari arah depan datang kemari. Sesudah turun dari sepeda motornya, polisi melihat-lihat mobil yang diparkir di pinggirku, kemudian berkata dengan seenaknya: "Kamu melanggar peraturan parkir, tentu telah minum arak nih!"
Aku mengangguk-anggukkan kepala.
"Tunjukkan SIM-mu!"
"Tak punya, Pak."
"Mari kuukur kadar alkoholmu. Kamu ini selain mabuk mengendarai mobil, juga tak mempunyai SIM dan melanggar peraturan parkir. Kamu tahu enggak, kesalahanmu ini sangat berat!"
"Ya, Bapak tilang saja!"
Di dalam hati aku sedang berpikir, mobil di pinggirku ini mobil siapa aku sendiri juga tak tahu, aku ini kan cuma datang ke sini karena banyak minum arak dan badan merasa tak enak.
Sebuah sepeda motor patroli polisi lalu lintas dari arah depan datang kemari. Sesudah turun dari sepeda motornya, polisi melihat-lihat mobil yang diparkir di pinggirku, kemudian berkata dengan seenaknya: "Kamu melanggar peraturan parkir, tentu telah minum arak nih!"
Aku mengangguk-anggukkan kepala.
"Tunjukkan SIM-mu!"
"Tak punya, Pak."
"Mari kuukur kadar alkoholmu. Kamu ini selain mabuk mengendarai mobil, juga tak mempunyai SIM dan melanggar peraturan parkir. Kamu tahu enggak, kesalahanmu ini sangat berat!"
"Ya, Bapak tilang saja!"
Di dalam hati aku sedang berpikir, mobil di pinggirku ini mobil siapa aku sendiri juga tak tahu, aku ini kan cuma datang ke sini karena banyak minum arak dan badan merasa tak enak.