Kisah Imin dari Kampung

Imin adalah seorang pemuda gunung yang lugu. Suatu ketika panen buahnya melimpah, dia pun ingin turun gunung dan jalan-jalan ke kota. Berbekal uang yang cukup, dia pun menumpang mobil yang membawa buahnya ke kota.

Setibanya di kota dia langsung menuju sebuah rumah makan dan dia tertarik untuk memesan SINGKONG SPESIAL, namun alangkah terkejutnya Imin ketika melihat pelayan membawakan pesanannya yang tak lain adalah UBI (makanan keseharian Imin). Imin pun mengumpat dalam hati: "Ubi-ubi... kemanapun aku sembunyi kau tetap saja mengikutiku."

Setelah kenyang dia pun berjalan menelusuri jalan yang sudah mulai gelap. Lagi asyik-asyiknya menikmati keindahan kota, dia pun terkejut melihat lampu pinggir jalan pada tiang-tiang listrik. Kemudian dia tempelkan telinganya pada tiang listrik tersebut seraya berpikir penuh keheranan, "Kira-kira berapa liter minyak dalam tangki ini?, kok terang sekali!"

Tibalah Imin di sebuah gedung bioskop, dia pun mencari tahu tentang apa sebenarnya bioskop dan bagaimana bisa masuk, kemudian Imin membeli sebuah tiket, namun ketika dia menunjukkan tiketnya kepada tukang jaga pintu, dia sangat kesal karna tiket yang dibelinya mahal-mahal hanya dirobek oleh tukang karcis, dia pun membeli tiket kembali 2 lembar lalu kembali memasuki gedung bioskop dan lagi-lagi tiketnya dirobek oleh tukang tiket dan setelah berlalu, dia nyengir mengejek si tukang karcis sambil menunjukkan tiket satunya dia berucap, "Ye... aku masih punya satu lagi!"

Akhirnya Imin pun ingin pulang mencari tahu caranya pulang ke kampung halamannya. Setelah naik bus malam, dia pun tertidur hingga tiba di terminal tujuannya. Dari terminal dia tak ada lagi angkutan, dia pun bertanya ke orang duduk di sekitar terminal yang kebetulan tukang ojek. Sesuai saran orang itu, Imin pun pulang naik ojek hingga sebelum memasuki kampungnya, dia minta turun dan memilih berjalan kaki.

Si tukang ojek pun heran lalu bertanya, "Bukankah kampung kamu masih di depan sana? kok turun disini?"

Imin menjawab, "Ah, naik ojek nggak enak"

Setelah membayar ongkos ojek, Imin nampak berjalan pincang menahan sakit akibat kaki kanannya melepuh karena tadi diletakkan diatas knalpot.

Sent by: Rahmadi Umar posted on 05 June 2012